Kritik Sastra Cerpen Karya M. Shoim Anwar
KULITNYA KUNING MULUS, DAN BERSIH. MONTOK LAGI…
Feminisme adalah paham
atau aliran atau ideologi yang melihat sesuatu dari sudut pandang perempuan.
Tujuannya agar perempuan tidak dianggap rendah. Dalam cerpen yang berjudul
Jawa, Cina, Madura, Nggak Masalah. Yang Penting Rasanya.. hanya diawal cerita
yang menunjukkan feminisme yaitu pada kutipan:
“Tiap
hari kok melayani melulu dan selalu di bawah suami. Sesekali aku di atas biar
sedikit leluasa bergerak.”
“Sesekali
aku juga perlu istirahat.”
Kutipan
di atas menunjukkan bahwa perempuan (istri) tidak mau selalu di bawah
(laki-laki) suami. Istri juga ingin dilayani seperti suami dengan menyuruh
suami berbelanja kosmetik di Pengampon.
Tidak di sangka di
Pengampon tempat membeli kosmetik ternyata suami ditawari warga etnis Cina yang
berjualan dengan merayu menggunakan kata:
“Jawa, Cina, Madura nggak
masalah. Yang penting rasanya….”
Dijamin puas, Om. Kulitnya kuning
mulus, dan bersih. Montok lagi…..,”
Suami penasaran dengan
kata-kata penjual yang beretnis Cina tersebut. Alhasil, suami menelusuri
asal-usul penjual etnis Cina yang dikenal Ko Han oleh warga setempat. Ternyata
Ko Han berjualan dengan menawarkan kata seperti itu akibat penjarahan di masa
silam. Yang membuat usaha keluarga Ko Han bangkrut. Makanya Ko Han berjualan
menawarkan kata-kata tersebut. Barangkali karena pengalaman hidup yang pahit,
sentiment etnis itu justru dipakai sebagai modal oleh Ko han untuk
melangsungkan kehidupannya. Dia ingin membalik sentimen itu menjadi simpati.
Cerpen ini sebenarnya
kurang layak jika dikritik menggunakan feminsme karena feminisme yang tampak
hanya diawal. Ditengah dan di akhir cerita hanya menceritakan kehidupan etnis
Cina dan hanya berbicara soal RAS.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar