Senin, 14 April 2014

Jawa, Cina, Madura Nggak Masalah. Yang Penting Rasanya...



Kritik Sastra Cerpen Karya M. Shoim Anwar

KULITNYA KUNING MULUS, DAN BERSIH. MONTOK LAGI…

Feminisme adalah paham atau aliran atau ideologi yang melihat sesuatu dari sudut pandang perempuan. Tujuannya agar perempuan tidak dianggap rendah. Dalam cerpen yang berjudul Jawa, Cina, Madura, Nggak Masalah. Yang Penting Rasanya.. hanya diawal cerita yang menunjukkan feminisme yaitu pada kutipan:
“Tiap hari kok melayani melulu dan selalu di bawah suami. Sesekali aku di atas biar sedikit leluasa bergerak.”
“Sesekali aku juga perlu istirahat.”

            Kutipan di atas menunjukkan bahwa perempuan (istri) tidak mau selalu di bawah (laki-laki) suami. Istri juga ingin dilayani seperti suami dengan menyuruh suami berbelanja kosmetik di Pengampon.

Tidak di sangka di Pengampon tempat membeli kosmetik ternyata suami ditawari warga etnis Cina yang berjualan dengan merayu menggunakan kata:
“Jawa, Cina, Madura nggak masalah. Yang penting rasanya….”
Dijamin puas, Om. Kulitnya kuning mulus, dan bersih. Montok lagi…..,”

Suami penasaran dengan kata-kata penjual yang beretnis Cina tersebut. Alhasil, suami menelusuri asal-usul penjual etnis Cina yang dikenal Ko Han oleh warga setempat. Ternyata Ko Han berjualan dengan menawarkan kata seperti itu akibat penjarahan di masa silam. Yang membuat usaha keluarga Ko Han bangkrut. Makanya Ko Han berjualan menawarkan kata-kata tersebut. Barangkali karena pengalaman hidup yang pahit, sentiment etnis itu justru dipakai sebagai modal oleh Ko han untuk melangsungkan kehidupannya. Dia ingin membalik sentimen itu menjadi simpati.
Cerpen ini sebenarnya kurang layak jika dikritik menggunakan feminsme karena feminisme yang tampak hanya diawal. Ditengah dan di akhir cerita hanya menceritakan kehidupan etnis Cina dan hanya berbicara soal RAS.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar